Vritta.id-Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membahas manfaat pengembangan bisnis karbon di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra).
Wakil Ketua Umum Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kadin Indonesia, Silverius Oscar Unggul mengatakan, bisnis karbon merupakan salah satu bisnis yang paling valuable (berharga) sehingga layak dikembangkan.
Perdagangan karbon (carbon trading) sendiri adalah pembelian dan penjualan kredit atas pengeluaran karbon dioksida atau gas rumah kaca. Bisnis karbon diharapkan dapat menekan angka emisi atau pencemaran udara di bumi serta meminimalisir dampak perubahan iklim.
Bisnis karbon diatur Peraturan Presiden (Perpres) nomor 98 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional.
“Satu izin di sektor Kehutanan bisa semua bisnis. Kalau dulu kan hanya satu, misalnya izin kayu ya kayu aja kan. Nah sekarang bisa semua bisnis (Multi Usaha Kehutanan), jadi termasuk didalamnya kayu agroforestri (tanaman pertanian) terus instrumental service. Itu bisa air bisa karbon, walaupun bisnis karbon saat ini memang regulasinya masih bergulir dan disusun oleh pemerintah,” kata Silverius dalam diskusi Potensi Komoditas Hutan dan Multi Usaha Kehutanan, di Aula Kadin Sultra, Kendari, Jumat, 9 Juni 2023.
Silverius bilang, bisnis karbon ini sayang dilewatkan, sehingga para pengusaha Sulawesi Tenggara diharapkan bisa memaksimalkan peluang ini.
“Jadi dalam diskusi tadi kita coba diskusikan dan membahas apa sih ciri-cirinya bisnis karbon itu. Bagaimana sih bisnis karbon itu, apa sih yang dilihat dari bisnis karbon, dan apa kira-kira Sultra dapatkan kalau regulasi bisnis karbon telah dikeluarkan oleh pemerintah. Nah itu semua kita sudah diskusikan tadi,” katanya.
“Kita berharap kepada Presiden Jokowi agar secepatnya mengeluarkan regulasinya, karena sebelumnya sudah sempat disampaikan di bulan Juni ini dikeluarkan, sebab di bulan September nanti karbon ini sudah diperdagangkan di bursa,” imbuhnya.
Silverius juga menekankan pentingnya regenerasi produk mengingat semua brand-brand besar di dunia ingin memperoleh bahan baku yang berkualitas.
“Dan kita tahu bersama yang dibutuhkan dunia sekarang ini adalah kakao, karena dulu Sultra adalah pengekspor atau penghasil kakao terbesar dan terbaik. Nah sekarang saatnya untuk merevitalisasi kakao kita, karena tidak semua daerah bisa menanam kakao sebaik kita kan, jadi jika nantinya dunia datang dan membutuhkan kakao yang baik kita sudah siap,” pungkasnya.
Tidak ada komentar