Dekranasda Kolaka Timur Tampilkan Tenun Wulele Sorume Momahe di Event STQH Nasional 2025

waktu baca 3 menit
Minggu, 12 Okt 2025 20:38 52 Vritta

Vritta.id-Keikutsertaan Kabupaten Kolaka Timur dalam ajang Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits (STQH) Nasional ke-28 Tahun 2025 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, tak hanya membawa semangat religius, tetapi juga mengusung nilai dan makna kearifan lokal budaya daerah.

Tak heran jika Stand pameran Dekranasda Kolaka Timur jadi spotlight/sorotan, sebab berhasil menampilkan orisinalitas ragam budaya yang “disulap” menjadi sebuah seni kerajinan tangan dan Tenun Wulele Sorume Momahe, kain khas yang menjadi simbol kearifan lokal dan kebanggaan masyarakat Koltim. Tenun khas ini juga mengembangkan motif baru “Patipati Pinesowi”.

Stand pameran ini menjadi perhatian utama usai dikunjungi Ketua Dekranasda Provinsi Sulawesi Tenggara, bersama Ketua Bhayangkari Polda Sultra, Sabtu, 10 Oktober 2025.  Keduanya memberikan apresiasi atas keindahan dan makna filosofis yang melekat pada tenun khas Koltim itu.

Plt Ketua Dekranasda Kolaka Timur, Hj. Hijrahwati Yosep, menyampaikan rasa syukur sekaligus kebanggaannya, sebab Tenun Wulele Sorume Momahe kini makin populer di level nasional.

“Kami sangat bangga bisa membawa Tenun Wulele Sorume Momahe tampil di ajang besar seperti STQH Nasional ini. Ini bukan sekadar tenun, tetapi representasi dari jati diri masyarakat Kolaka Timur yang menjunjung tinggi nilai budaya, perjuangan, dan keharmonisan,” ujar Hj. Hijrahwati Yosep.

Hijrahwati lebih jauh mengungkapkan bahwa motif Sorume mengandung makna filosofis yang mendalam. Batang Sorume berwarna kuning melambangkan semangat meraih cita-cita yang gemilang, daun berwarna hijau menggambarkan kesejahteraan dan kesuburan, serta warna merah mencerminkan semangat patriotisme dan sikap pantang menyerah yang diwariskan lintas generasi.

“Setiap helai tenun Sorume mengandung doa dan harapan. Kami ingin memperkenalkan bahwa produk lokal Koltim bukan hanya indah, tetapi juga sarat makna budaya dan nilai moral,” ujarnya.

Ia menegaskan, Dekranasda Koltim terus berkomitmen mendorong pembinaan terhadap para pengrajin lokal agar kualitas produksi meningkat dan mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.

“Melalui kegiatan seperti STQH Nasional, kami tidak hanya memperkenalkan karya, tetapi juga membuka ruang kolaborasi dan promosi agar Tenun Sorume bisa menjadi ikon ekonomi kreatif yang mendukung kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Selain kain tenun, stand Kolaka Timur juga menampilkan berbagai produk kerajinan unggulan daerah yang menggabungkan nilai tradisional dengan sentuhan modern.

Kunjungan Ketua Dekranasda Provinsi dan Ketua Bhayangkari Polda Sultra menjadi bentuk dukungan terhadap kreativitas lokal Koltim, sekaligus pengakuan atas potensi besar pengrajin daerah.

“Apresiasi dari para tamu kehormatan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi dan menjaga kelestarian warisan budaya Kolaka Timur,” kata Hj. Hijrahwati Yosep.

Partisipasi Dekranasda Kabupaten Kolaka Timur di  STQH Nasional ke-28 ini  tidak hanya berkontribusi dalam event keagamaan, tetapi juga berhasil menampilkan identitas budaya daerah lewat Tenun Wulele Sorume Momahe yang mulai menembus panggung nasional hingga internasional.

PENULIS : ERNILAM
EDITOR : ERNILAM

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA