Tim Ditreskrimsus Polda Kembali Patroli Mining, Cegah Penambangan Liar di Konut

Konawe Utara, Vritta.id – Dalam rangka melindungi Sumber Daya Alam (SDA) di Sultra, Tim Unit 2 Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) secara rutin kembali menggelar patroli mining, kali ini dilakukan di wilayah Kabupaten Konawe Utara (Konut).

Patroli kali ini, dipimpin langsung oleh Kepala Unit (Kanit) II Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sultra, Iptu Ridwan. Satu persatu lokasi pertambangan disisir dan tidak luput dari pengawasan.

Baca Juga

1 tahun  lalu

Demo di Kejagung, Ratusan Pemuda dan Mahasiswa Desak Pemeriksaan Eks Kepala Syahbandar Molawe

197 Vritta

Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sultra, Kompol Ronald Aroon Maramis, mengatakan kegiatan ini merupakan patroli rutin yang digelar untuk memastikan tidak adanya aktivitas penambangan secara ilegal di wilayah Kabupaten Konut, khususnya di Blok Mandiodo.

“Seperti biasa ini patroli rutin, sasaran lokasi patroli mining ini dilakukan di wilayah izin pertambangan (WIUP) PT ANTAM Tbk dengan menyisir beberapa lokasi bekas IUP lainnya yang telah tidak lagi beroperasi,” kata Ronald, Jumat (11/10/2024).

Ronald menambahkan, dalam patroli ini personel tidak hanya melakukan penelurusan di darat. Pemantauan juga dilakukan dengan menggunakan kamera Drone untuk memudahkan pengamatan secara luas.

Baca Juga

1 tahun  lalu

Keluarga Korban Penembakan di Perairan Cempedak Minta Pihak Lain Tidak Memperkeruh Suasana

162 Vritta

“Ada beberapa lokai IUP kita cek satu persatu dan pantau lewat udara menggunakan drone. Beberapa IUP ini yang memang sudah tidak beroperasi lagi yang berada di WIUP PT Antam. Hasilnya, tidak ada kita temukan aktivitas penambangan ilegal di lokasi tersebut,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ronald mengungkapkan, patroli mining ini akan terus dilaksanakan dengan sasaran seluruh daerah di Sultra yang terdapat potensi SDAnya.

“Sultra ini memiliki kekayaan SDA yang besar khususnya mineral, harus kita jaga agar tidak dikeruk secara ilegal yang dapat merugikan potensi daerah dan negara,” tuturnya.