Hugua dan Anton Timbang Proyeksikan Wakatobi sebagai Epicentrum Perfilman Dunia

waktu baca 3 menit
Jumat, 24 Mei 2024 22:23 0 118 Vritta

Vritta.id-Hugua dan Anton Timbang menginisiasi aksi kolaborasi seni perfilman yang melibatkan Patuno Resort dan GR Corp.

Pihak terkait ini nantinya akan mendorong Wakatobi, Sulawesi Tenggara, menjadi pusat industri film dunia.

Wakatobi diproyeksikan sebagai pusat industri film terlengkap dan terintegrasi di Indonesia, yang siap memproduksi film nasional, Eropa, Amerika, hingga Hollywood.

Hal ini diungkapkan Direktur GR Corp, Gilang Ramadhan saat berkunjung di Wakatobi, 23 Mei 2024.

Musisi Legendaris Indonesia itu mengatakan Wakatobi memiliki potensi yang luar biasa dengan keindahan laut, budaya dan kultur masyarakatnya.

Brand Wakatobi sebagai pusat suku bajo juga melahirkan keunikan dan karakteristik tersendiri dalam industri perfilman.

“Saya berpikir kita dorong bersama supaya Wakatobi ini menjadi Sentral Perfilman, bahkan kita akan bekerjasama dengan negara-negara lain di eropa dan Amerika,” kata Gilang Ramadan saat ditemui di Patuno Resort, Wangiwangi,” kata Gilang.

Suami Shahnaz Haque ini mengatakan, mimpi besar itu sangat mungkin terwujud untuk menjadikan Wakatobi sebagai kota film. Apalagi, menurut dia, Wakatobi sudah memiliki sarana yang memadai seperti airport, hotel dan fasilitas lainnya.

Untuk mengawal kerjasama itu, GR Corp dan Patuno Resort mendatangkan Sutradara Film asal Belanda, Bernice Helena di Wakatobi.

Tujuannya tak lain untuk mencari bibit aktor, model dari putra-putri daerah Wakatobi, yang nantinya akan mengisi peran dalam film yang sedang digarap oleh rumah produksi ini.

“Kami hadir disini untuk mencari bakat putra daerah, untuk mengisi peran dalam film yang kami akan garap bersama Patuno Resort, tentunya yang berkaitan dengan budaya dan musik tradisional Sulawesi Tenggara,” ujar Gilang.

Senada dengan Gilang, Anggota DPR RI, Hugua mengatakan, Wakatobi selama ini dikenal dengan keanekaragaman dan keindahan surga bawah lautnya.

Kali ini, ia ingin mencoba mengekspos seni musik dan perfilman dengan mengandeng GR Corp dan AMI (Anugerah Musik Indonesia).

Menurut Hugua, ide ini lahir saat berdiskusi bersama Anton Timbang di sela-sela event Internasional di Los Angeles. Event ini menampilkan Tari Balumpa, mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.

“Ide ini lahir lewat diskusi di Los Angeles, Amerika. Saat itu, bersama ketua Kadin Sultra, Anton Timbang turut menampilkan para penari Balumpa mewakili Sultra di negara itu,” katanya.

Lanjut Hugua, dari atraksi tarian Balumpa, yang tak lain merupakan warisan budaya Wakatobi, dianggapnya cukup menyakinkan untuk ditampilkan secara internasional.

“Nah, dari situ berkembang ide-ide. Misi budaya salah satunya. Dan muncul lah teman-teman ini. Pak Gilang Ramadhan, Pak Aden, Bernice dan lain-lain,” ujar Hugua.

Hugua berharap aksi kolaborasi ini disambut sebagai peluang emas yang berpotensi mengangkat citra Wakatobi sebagai salah satu epicentrum wisata dan seni budaya, yang sekaligus berimbas pada perekonomian daerah Wakatobi, sebagai bagian dari wilayah kepulauan yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara.

“Sejauh ini Respon Bupati dan jajarannya sangat baik, saya berharap ini menjadi peluang bagi Wakatobi untuk lebih maju lagi” katanya.

Sementara itu, General Manager AMI Awards, Shatria Darma mengungkapkan optimismenya akan potensi Sumberdaya Manusia (SDM) Wakatobi. Ia kemudian menyebut komika sekaligus musisi Raim La Ode, putra asli Wakatobi yang mampu meraih AMI Awards, dengan single Komang. Penghargaan ini merupakan validasi prestasi tertinggi di bidang musik.

“Mungkin teman-teman tahu tahun lalu untuk penyanyi Pop laki-laki AMI Awards diraih Raim La Ode,” katanya.

Sehingga kata dia, putra-putri daerah ini memiliki peluang yang sama dengan yang lainnya.

“Mereka harus menciptakan peluang sendiri dalam arti mereka harus percaya atas kemampuan mereka untuk bisa berbuat sesuatu,” imbuhnya.

Diketahui, selain Ir. Hugua, M.Ling (Anggota DPR RI), Gilang Ramadhan (Direktur GR Corp), Satria Dharma (Manager Anugrah Musik Indonesia), Bernice Helena (Sutradara asal Belanda), Flavianus Nestor Embun (Musisi), Hernamawati (Konsultan Pariwisata) dan Rombongan Kadin Sultra, juga hadir dalam pertemuan khusus membahas project perfilman ini.

PENULIS : ADMIN
EDITOR : ERNILAM

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

Unggulan