Vritta.id-Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, membahas straregi pengendalian inflasi daerah, yang dituangkan dalam rapat via zoom meeting, Jumat, 28 Mei 2023.
Rapat virtual yang dipusatkan di di aula merah putih, Rujab Gubernur Sultra kali ini, juga melibatkan jajaran Tim Ketahanan Pangan Nasional, Pemerintah Provinsi Sultra, Forkompinda, Bulog dan sejumlah stakeholder terkait di Sultra.
Mendagri Tito Karnavian mengatakan bahwa inflasi saat ini merupakan dampak pandemi Covid-19 sejak tahun 2019.
Tito tak menampik bahwa pandemi menyebabkan keterpurukan ekonomi lintas sektoral. Penopang perekonomian didalamnya pun tak luput kena imbas mulai dari petani, nelayan, pedagang sampai pada level industri.
“Olehnya itu kami meminta kepada seluruh jajaran yang terkait di daerah untuk fokus mengendalikan inflasi. Dalam kondisi seperti ini ditambah lagi dengan adanya suhu ekstrim yang mengancam beberapa negara termasuk indonesia yakni Elnino dan Lanina. Elnino yakni adanya musim kering dan lanina adalah musim penghujan,” kata Tito Karnavian.
Tito melanjutkan kondisi inflasi setiap daerah berbeda-beda, namun secara umum penyumbang inflasi berasal dari komoditas bahan pokok beras, telur, bawang merah, cabai merah, daging ayam ras, dan komoditas serupa.
Untuk itu, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yakni perbaikan infrastruktur pertanian juga infrastruktur jalan baik jalan provinsi, kabupaten/kota maupun akses jalan dari dan ke sentra produksi dan pemasaran.
“Olehnya itu Bapak Presiden Joko Widodo selalu turun ke daerah-daerah untuk memastikan infrastruktur jalan sebagai sarana transportasi masyarakat berfungsi dengan baik dan setiap kunjungan beliau ke daerah beliau pasti masuk pasar untuk memastikan secara langsung harga-harga kebutuhan berada dalam keadaan normal,” ujarnya.
Ketua Umum Kadin Sultra, Anton Timbang mengatakan, inflasi di Sultra saat ini menyentuh angka 5,30 persen.
Menurutnya, inflasi pada dasarnya disebabkan tingginya permintaan dan stok terbatas pada sisi konsumen. Di sisi lain kata dia, inflasi dapat menyebabkan menurunnya daya beli. Namun dari sisi produsen, inflasi merupakan berkah lantaran mereka dapat meraup untuk dari harga jual yang lebih tinggi.
“Tapi inflasi bukan sesuatu yang harus dihilangkan tetapi harus dikendalikan. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga ketersediaan barang yang cukup serta memastikan distribusi barang lebih lancar,” kata pengusaha yang akrab disapa AT ini.
Anton menambahkan, salah satu upaya mitigasi menangkal efek negatif imbas inflasi adalah dengan memanfaatkan lahan kosong atau lahan pekarangan agar lebih produktif, memperkuat kerjasama antaradaerah (KAD) dengan daerah produsen untuk memastikan ketersediaan barang yang dibutuhkan.
“Selain itu melakukan operasi pasar atau sidak untuk memastikan tidak terjadi upaya menahan barang oleh pedagang besar atau distributor dan terakhir melaksanakan pasar murah tujuannya disamping membantu masyarakat yang kurang mampu juga sebagai acuan agar pedagang tidak menaikkan harga tanpa aturan,” pungkas Ketua IMI Sultra ini.
Tidak ada komentar