KPU Sultra Evaluasi Debat Perdana: Insiden Bola Undian hingga Surat Izin Legislator

Vritta.id-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), sukses menyelenggarakan debat publik jilid 1 yang dipusatkan di Nirwana Buton Villa, Sabtu, 19 Oktober 2024. Meski begitu, masih ada beberapa hal yang  diatensi oleh lembaga penyelenggara Pemilu ini, termasuk insiden bola undian, miss komunikasi di segmen tanya jawab debat sanggah antara paslon nomor urut 2 dan 3, hingga surat izin legislator.

“Yang menjadi catatan kami ini ada di segmen pertama, dan ini diluar ekspektasi kami. Meski begitu, debat publik perdana ini menjadi guru besar kami. Artinya ada persoalan-persoalan yang tidak terduga,  yang harus diatensi dan dimitigasi agar insiden serupa tidak terulang,” kata Dr. Asril, kepada awak media di Kendari, Sabtu, 19 Oktober 2024.

Baca Juga

2 minggu  lalu

Bupati Koltim Pimpin Panen Raya Di Ladongi, Komitmen Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat Menuju Kedaulatan Pangan Nasional

60 Vritta

Disinggung soal surat izin legislator sekaligus tim pemenangan yang ikut menghadiri agenda debat publik ini, Asril menegaskan bahwa mereka telah mengeluarkan surat izin resmi kepada penyelenggara dan pengawas Pilkada. Jika ditemukan pelanggaran, maka sanksi tegas mutlak dilayangkan Bawaslu.

“Semua sudah clear, tapi tentu kami harus mengingatkan lagi bahwa anggota DPR terpilih yang sudah dilantik, wajib mengeluarkan surat izin. Jika ditemukan pelanggaran, Bawaslu memiliki wewenang untuk menindaklanjuti ini,” ujar Asril.

Asril kembali menegaskan bahwa KPU Sultra selalu memastikan seluruh penyelenggaraan kegiatan Pilkada berlangsung kondusif, tak terkecuali penyelenggaraan debat publik perdana, kedua, dan ketiga.

Baca Juga

6 bulan  lalu

Imbauan KPU Jelang Pelaksanaan Debat Perdana Pilgub Sultra

113 Vritta

“Seperti kesalahan pencabutan undian fishball ini, diluar kendali kami. Tapi ini sudah ditangani dengan baik oleh moderator. Begitupun persoalan lainnya di tiap segmen debat sudah teratasi, agar tidak menyisakan masalah di akhir debat. Evaluasi tentu wajib kami lakukan, pengalaman debat pertama ini menjadi guru besar kami, artinya ada catatan evaluasi bagi KPU setelah ini, agar event debat selanjutnya berjalan sesuai ekspektasi kami sebagai penyelenggara,” kata Asril.