Dukung Hilirisasi Nikel di Indonesia, Bank Mandiri Kunjungi Smelter Merah Putih PT CNI

waktu baca 2 menit
Kamis, 21 Mar 2024 15:08 0 110 Vritta

Vritta.id-Bank Mandiri terus menunjukkan konsistensinya untuk
mendukung percepatan hilirisasi industri melalui pembiayaan atau penyaluran kredit pada industri hilir.

Terbaru, Bank Mandiri ikut mengambil peran dalam pengembangan industri nikel di Tanah Air lewat pembiayaan dan kerjasama strategis dengan PT Ceria Nugraha Indotama (CNI).

Langkah tersebut, selaras dengan inisiatif pemerintah dalam menyukseskan Proyek Strategis Nasional untuk memajukan hilirisasi industri nikel.

Wujud komitmen ini ditandai Bank Mandiri lewat kunjungan lokasi proyek CNI di Sulawesi Tenggara untuk memantau proses pembangunan smelter “Merah Putih” yang diproyeksi rampung tahun ini.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan, sebagai agen pembangunan dan bank BUMN, Bank Mandiri memiliki peran aktif  memberikan nilai tambah terhadap perekonomian di dalam negeri.

“Kami berharap,
pembangunan smelter ini dapat menjadi momentum kebangkitan industri nikel di
Indonesia yang memiliki kualitas dan kapastitas setara atau lebih baik dari pemain global lainnya,” ungkap Darmawan dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/3/2024).

Adapun pembiayaan proyek ini dilakukan melalui skema sindikasi yang melibatkan Bank Mandiri, BJB, dan Bank Sulselbar.

CEO Ceria Group, Derian Sakmiwata turut menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan Bank Mandiri, yang meningkatkan keyakinan CNI dalam menyelesaikan pembangunan smelter sesuai jadwal yang ditetapkan.

“Dengan dukungan ini, Ceria berharap dapat segera menyelesaikan pabrik
pengolahan nikel yang akan menjadi kebanggaan Indonesia,” tegas Derian.

Dia menambahkan, kedatangan delegasi Bank Mandiri ke lokasi Ceria menandai
kerjasama yang erat dalam mewujudkan smelter ‘Merah Putih’ sebagai lambang
keberlanjutan industri nikel di Indonesia.

“Smelter ini dibangun dengan teknologi
canggih Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang memiliki salah satu
tungku terbesar di negara ini dengan kapasitas 72 MVA, yang digunakan untuk memproses bijih Nikel Saprolite menjadi Feronikel dengan kandungan nikel hingga 22%,” ungkapnya.

Ceria juga berencana menyelesaikan pembangunan RKEF Smelter Line 1 dan
memulai konstruksi Konverter Nikel Matte pada tahun 2024, dengan harapan
meningkatkan kadar nikel menjadi 73,69%.

Langkah selanjutnya adalah
memproses bijih nikel limonite dengan membangun pabrik HPAL untuk
menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Tujuan jangka panjangnya adalah mengolah MHP menjadi Nikel dan Kobalt Sulfat, serta mengkonversi Nikel Matte menjadi Nikel Sulfat secara bertahap.

“Nikel Sulfat yang dihasilkan akan diolah menjadi prekursor, komponen utama dalam pembuatan baterai,” ujat Derian.

PENULIS : ERNILAM
EDITOR :

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

Unggulan