BKKBN Sultra Bicara Peran Media Massa Mitigasi Kasus Stunting di Daerah

waktu baca 2 menit
Senin, 27 Feb 2023 15:16 0 134 Vritta

Vritta.id – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), bicara peran media massa membantu mitigasi kasus stunting di daerah.

“Peran media massa sangat besar mendorong upaya pemerintah mengatasi atau memitigasi kasus stunting, lewat penyebarluasan informasi tentunya,” kata Kepala BKKBN Sultra, Asmar, dalam sesi kampanye percepatan penurunan stunting di Kota Kendari, Provinsi Sultra, Senin, 27 Februari 2023.

Lebih jauh Asmar mengungkapkan bahwa sejak dua tahun terakhir,  prevalensi kasus stunting  di Sultra terus mengalami penurunan.

Tahun 2021, kata dia,  BKKBN Sultra mencatat prevalensi stunting sebesar 30,3 persen. Kemudian menurun 2,5 persen menjadi 27,7 persen di tahun berikutnya.

“Kita berharap setiap tahun bisa turun 7 persen. Tahun 2024 angka stunting bisa turun hingga 14 persen,” ujar Asmar.

Asmar mengungkapkan, langkah mitigasi stunting yang telah dilaksanakan BKKBN Sultra sejauh ini adalah dengan mengerahkan satgas penurunan stunting, memetakan daerah dengan prevalensi kasus stunting tertinggi.

Adapun wilayah dengan prevalensi kasus stunting tertinggi yakni Kabupaten Buton Selatan sebanyak 45,2 persen, Buton Tengah 42,7 persen dan Buton 33,9 persen.

Angka kasus stunting terendah berada di Kolaka Timur dengan persentasi 23 persen.

Ketua Tim Kerja Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi, BKKBN Sultra, Agus Salim menambahkan, program percepatan penurunan stunting butuh kolaborasi  antarpihak terkait, termasuk media massa sebagai alat penyebarluasan informasi, media edukasi, agar strategi penurunan stunting dapat direalisasikan.

“Informasi  edukatif yang melibatkan peran media massa sangat dibutuhkan untuk mengawal program penurunan stunting ini,” kata Agus.

Senada dengan Agus, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sultra, Sarjono, sepakat jika media massa, khususnya wartawan sebagai pelaku utama didalamnya, berfungsi sebagai ‘aktor’ penyebarluasan informasi, termasuk menyebarluaskan informasi terkait kasus stunting di Sultra.

Namun kata Sarjono, tugas wartawan tak sekedar menyebarluaskan informasi saja.

Yang menjadi catatan penting kata Sarjono, adalah menyebarluaskan informasi dengan mematuhi kode etik jurnalistik, serta mamahami perannya sebagai mitra edukasi dan mitra kritis.

“Yang terpenting dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai wartawan adalah menjunjung tinggi profesionalitas, memahami kode etik jurnalistik, mengerti perannya sebagai mitra kritis, edukator, yang skeptis namun tak apatis terhadap perubahan dan kondisi sosial kemanusiaan,” kata Sarjono.

Stunting merupakan kondisi terhambatnya pertumbuhan pada anak yang disebabkan berbagai faktor sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Faktor penyumbang kasus stunting diantaranya: kekurangan nutrisi atau asupan gizi ibu hamil dan anak dalam jangka waktu lama, sanitasi yang tak layak, kurang asupan ASI pada anak, infeksi berulang, atau penyakit kronis yang menyebabkan masalah penyerapan nutrisi dari makanan.

 

 

PENULIS : ERNILAM
EDITOR :

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

Unggulan