Angka Kasus Perdagangan Manusia di Indonesia Kian Meningkat, Korban Didominasi Perempuan dan Anak

waktu baca 2 menit
Sabtu, 16 Mar 2019 08:55 0 1210 Vritta

Vritta.id-Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), angka kasus human trafficking atau Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), sejak tahun 219 hingga 2021, meningkat signifikasn menjadi 1331 orang.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, mengataakan, 97 persen atau sekitar 1.291 korban diantaranya adalah perempuan dan anak-anak.

“Pak Wali Kota Makassar sudah menjelaskan segala upayanya dan semua berkolaborasi. Tadi Polda juga sudah menyampaikan. Kami juga mengajak BP2MI, Kementerian Tenaga Kerja, dan BPJS Ketenagakerjaan, Semua berkolaborasi menghentikan upaya-upaya pengiriman PMI secara ilegal yang berpotensi sangat besar untuk TPPO,” kata Mufidayati, usai mengadakan pertemuan dengan Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, Rabu, 1 Februari 2023.

Kurniasih mengapresiasi langkah dan upaya Pemerintah Kota Makassar beserta kepolisian daerahnya dalam menggagalkan upaya TPPO di Makassar, Desember 2022 lalu.

Menurut Kurniasih, pengiriman calon pekerja migran Indonesia (CPMI) unprosedural yang menjadi korban TPPO harus dapat diminimalisir dengan ketegasan dan law inforcement dari aparat penegak hukum terhadap para oknum dan pelaku TPPO.

Dari hasil diskusi itu, didapati bahwa di BP2MI pun ada beberapa oknum dan pelaku yang terjerat kasus TPPO dan sudah dilakukan pemutusan hubungan kerja, karena sangat berpotensi mengulang  TPPO.

Kurniasih menilai, tingginya kasus TPPO yang menimpa Pekerja Migran Indonesia (PMI), disebabkan pengetahuan yang rendah, iming-iming besar dari oknum perusahaan itu sendiri.

“Banyak CPMI ini berangkat non prosedural karena tidak tahu bahwa di sana akan dibohongi. Paling banyak ke Malaysia dengan tujuan bekerja di perkebunan kelapa sawit. Dan ini yang sering terjadi kesimpangsiuran dan akhirnya di sana terlantar dan cenderung ada TPPO,” ungkapnya.

Kejahatan TPPO sendiri saat ini terus berkembang seiring fenomena globalisasi, dan bertransformasi baik model, bentuk, dan cara-cara terstruktur serta sistematis menuju pola-pola eksploitasi manusia yang umumnya terjadi di daerah.

PENULIS :
EDITOR :

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Unggulan

Unggulan